1 PETRUS 4 : 7 - 11


Surat ini ditulis kepada jemaat di asia kecil yang saat itu sedang mengalami tekanan dan ancaman, dimana situasi yang sulit ini dapat mendorong umat TUHAN untuk tidak lagi berbuat kasih, tidak melayani dan tidak bersaksi.
Melalui surat ini penulis mau mengingatkan bahwa memang semakin dekat hubungan antara umat dengan TUHAN ALLAH maka akan semakin banyak tantangan yang membuat umat TUHAN ini menjadi takut, khawatir, dan bahkan terjerumus dalam "kekecewaan dan keputusasaan".
Namun bukan  membuat umat TUHAN akhirnya menyerah dengan keadaan!!!!Justru sebaliknya.
Umat TUHAN diingatkan lagi untuk berdoa ditengah pencobaan dan pergumulan, ketidakmampuan, agar dapat kembali hidup dalam kasih, memberi tumpangan, dan memakai kasih karunia untuk melayani.

Pesan firman :
Kita sebagai jemaat sekarang ini mungkin memiliki pergumulan yang hampir sama dengan jemaat di asia kecil, dan beberapa orang mencari jalan keluar dengan cara duniawi. Dan inilah yang dapat membuat umat percaya terjerumus dalam "kekecewaan dan keputusasaan", dan berdampak negatif (pembunuhan, pencurian, miras, dll) sehingga tidak ada lagi ada kasih dalam kehidupan berjemaat.
Oleh sebab kita diingatkan lagi untuk berdoa agar supaya iman kita dikuatkan dalam segala pergumulan dan pencobaan yang kita alami. Ingat bahwa kita memiliki ALLAH yang luar biasa yang sanggup menolong kita.
Jadi tidak ada alasan untuk kita tidak hidup dalam kasih, serta bersaksi. Melainkan marilah kita saling mengasihi, bersaksi, dan melayani sesuai dengan anugerah kekuatan yang diberikan ALLAH untuk dipakai demi hormat dan kemulian namaNYA.
Amin.

GB

sumber :

khobah ibadah hari minggu pukul 06.00 sore di gereja, tanggal 28 Oktober 2012

baca juga :

Renungan (mengikuti MTPJ GMIM tanggal 5 - 11 Oktober 2012) 

Renungan (mengikuti MTPJ GMIM tanggal 22 - 28 September 2012)

FILIPI 4 : 2 - 9

Adalah suatu kerinduan dari rasul Paulus bagi jemaat di Filipi untuk sehati, sepikir, dan bersukacita didalam TUHAN. Oleh sebab itu Paulus menuliskan surat ini kepada jemaat di Filipi, bahkan didalamnya Paulus memberikan penghargaan bagi jemaat karena masih setia dalam pelayanan di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi.

Secara garis besar ada 2 hal yang ingin di maksudkan rasul Paulus melalui perikop ini, 

yang pertama, adalah ia hendak menasehati (melalui Sunsugos & Klemens) kepada pelayan di jemaat Filipi (Euodia & Sintikhe) yang berselisih (didalam perikop tidak diberitahukan akar masalah) agar mereka di dalam pelayanan sehati,sepikir, dan memiliki tujuan yang sama yaitu memuliakan TUHAN.

yang kedua, Paulus hendak mengingatkan jemaat di Filipi agar kebaikan mereka diketahui semua orang, dan agar mereka jangan kuatir serta selalu mengucap syukur kepada TUHAN.

Pesan firman :
Marilah kita didalam persekutuan, sehati, sepikir, seperasaan, sepenanggungan, mengabaikan sifat keegoisan masing-masing (merasa diri paling benar) maka damai sejahtera dari TUHAN akan menyertai persekutuan/pelayanan kita.

Kita merupakan jemaat Filipi masa kini, marilah kita saling melengkapi (karena masing-masing memiliki kelebihan & kekurangan), marilah kita saling menopang & saling membantu (berbuat baik), jangan kuatir dan tetap mengucap syukur kepada TUHAN. Dan kiranya melalui pelayanan kita nama TUHAN lah yang dipermuliakan.

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.........(Filipi 4 ayat 2)

GB

sumber :

khobah ibadah hari minggu pukul 09.00 pagi di gereja, tanggal 21 Oktober 2012

http://www.jesoes.com (ayat alkitab)

baca juga :

Renungan (mengikuti MTPJ GMIM tanggal 29 September - 3 Oktober 2012)

 Renungan (mengikuti MTPJ GMIM tanggal 16 - 21 September 2012) 

  
 

YOHANES 17 : 1 - 26

Tentunya dalam kehidupan ini pasti semua orang ingin mengharapkan suatu kehidupan yang meminimalkan perbedaan, dan mengendepankan unsur kebersamaan. Namun nyatanya yang banyak dilakukan orang adalah sebaliknya. Perbedaan dapat membuat relasi semakin tidak harmonis. Apa yang dipertontonkan oleh jemaat saat ini sudah tidak lagi kepada substansial dari ajaran Kristen, tidak ada "kesatuan" lagi antar jemaat, yaitu kesatuan yang merupakan konsep kerohanian didalam Tuhan Yesus Kristus. sehati dan sepikir. Yang banyak terjadi saat ini ialah justru kesatuan politik yang mengarahkan jemaat kepada perbedaan yang menghancurkan kehidupan kebersamaan.

Melalui pembacaan ini, Tuhan Yesus Kristus menginginkan (melalui doaNya) bahwa agar terjadi "kesatuan" , kebersamaan antara murid-muridNya. Nah inilah yang diharapkan terjadi pada persekutuan dan dedominasi Gereja saat ini. Namun yang terjadi saat ini adalah krisis loyalitas antara jemaat, bahkan mungkin di GMIM sendiri sudah ada konfilk intern mulai dari tingkat sinode sampai ke tingkat jemaat. Dan yang dibahas dalam rapat-rapat Majelis hanyalah kebutuhan-kebutuhan Institusional. Padahal banyak tantangan modern pada saat ini yang berpengaruh terhadap masa depan generasi muda (free seks, narkoba, miras, dll). Disaat dedominasi/persekutuan lain lebih peka (melalui strategi mereka) terhadap bentuk tantangan modern saat ini, kita malah "mempertentangkan" mereka atau sibuk dengan konflik intern yang justru melemahkan kita.

Marilah kita sebagai suatu jemaat gereja untuk tidak meretakkan persaudaraan satu dengan yang lain, antar keluarga, kolom, rayon, jemaat, wilayah, sinode, dedominasi/persekutuan gereja, dan semua masyarakat. Marilah kita praktekkan kasih, lemah lembut, membangun kesatuan antar jemaat, seperti yang diharapkan Tuhan Yesus Kristus kepada murid-muridNya. Karena kita semua adalah satu "Kesatuan" orang yang percaya di dalam Tuhan Yesus Kristus Amin

 GB


sumber :

khobah ibadah hari minggu pukul 09.00 pagi di gereja, tanggal 14 Oktober 2012

baca juga :

Renungan (mengikuti MTPJ GMIM tanggal 22 - 28 September 2012) 

Renungan (mengikuti MTPJ GMIM tanggal 8-13 September 2012) 

  

  
 

1 KORINTUS 1 : 10 - 17

Tema Minggu ini : Perpecahan yang menghancurkan kebersamaan.

Jemaat di Korintus adalah jemaat yang sangat terbuka, mereka menerima setiap ajaran dari para pemberita firman. Permasalahannya adalah mereka memberi "nilai", maksudnya ialah mereka melihat tentang siapa dari pembawa firman ini yang paling besar, atau paling tinggi, sehingga muncul golongan-golongan Apolos, Paulus, Kefas (Petrus), bahkan golongan Kristus, yang menimbulkan perpecahan antar jemaat. Inilah yang hendak ditegur oleh Rasul Paulus bahwa semuanya adalah satu tubuh didalam Kristus, jadi jangan ada yang merasa lebih tinggi, lebih besar dari anggota yang lain, semuanya sama dan satu di dalam TUHAN.

Tema ini sangat tepat untuk kehidupan berjemaat (GMIM) saat ini. Bahwa memang dalam kenyataan saat ini ada perpecahan dan perselisihan, hal ini muncul dari sifat keegoisan, dari masing orang/kelompok tertentu yang merasa paling benar, paling besar, paling suci sehingga akhirnya hal ini membawa pengaruh sampai kepada jemaat.
Dan akhirnya menimbulkan penggolongan antara jemaat, memberikan pelayanan yang berbeda kepada kaum penguasa dan masyarakat, memberikan pelayanan yang berbeda antara suku/ras, memberikan pelayanan yang berbeda kepada orang kaya dan miskin, memberikan pelayanan yang berbeda bagi pelayan khusus dengan jemaat.

*hal ini juga berlaku bagi keluarga atau kelompok tertentu jika ada orang yang otoriter.
Hal inilah yang menimbulkan perselisihan dan perpecahan.

Melalui firman ini, kita diajar untuk memiliki pikiran dan perasaaan didalam Yesus Kristus (Fil 2 : 5). Marilah kita berdoa dan bertekad untuk bersama sehati dan sepikir didalam TUHAN YESUS KRISTUS, dalam kebersamaan keluarga, sampai ke kepada jemaat. Sehingga tidak ada satupun dari kita yang merasa lebih hebat, lebih besar dari orang lain (karena memang semua yang kita miliki dari TUHAN).
Agar supaya damai sejahtera dari TUHAN hadir dalam persekutuan mulai dari keluarga, jemaat dan sampai kepada lingkungan luar.

GB

sumber :

 khobah ibadah hari minggu pukul 09.00 pagi di gereja, tanggal 7 Oktober 2012

baca juga : 

Renungan (mengikuti MTPJ GMIM tanggal 16 - 21 September 2012) 

Renungan (mengikuti MTPJ GMIM tanggal 1-5 September 2012)